PENATAAN KAWASAN BANTEN LAMA


        Penataan Banten Lama merupakan salah upaya untuk mengembalikan ikon Banten sebagai daerah religius. Kawasan Banten Lama merupakan salah satu tujuan wisata religius yang cukup ramai dikunjungi oleh para peziarah. Sebelum dilakukan penataan, kondisi kawasan Banten lama jauh dari harapan pengunjung, terkesan tidak terawat dan kumuh.

        Sebenarnya, apa saja yang terdapat di dalam kompleks Banten lama sehingga membuat peninggalan sejarah ini patut untuk diselamatkan? Kalau melihat geografisnya, lokasi yang berada di tepi pantai tersebut seharusnya dapat menjadi potensi mendatangkan pendapatan bagi pemerintah daerah karena selain memiliki cerita sejarah, juga pemandangannya akan membawa pengunjung ke beberapa abad silam.

       Di dalam kompleks Kawasan Banten Lama, pengunjung dengan mudah dapat menemukan peninggalan Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, dan Benteng Spellwijk. Di kawasan tersebut juga terdapat Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, dan Vihara Avalokitesvara.

    Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar. Masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati.

    Pada Tahun 2018 Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PERKIM) mulai melakukan Penataan Kawasan Banten Lama ( Tahap I). Penataan ini meliputi penataaan area masjid, pembangunan plaza masjid, plaza museum (area depan museum), amphitheatre, taman banteng Surosowan. Kondisi yang semula semrawut dan terkesan kumuh kini telah disulap menjadi tempat wisata  yang bersih, terawat yang menjadi kebanggaan masyarakat Banten. Penataan ini bertujuan agar pengunjung yang datang ke daerah wisata Banten Lama merasa nyaman.

        Kawasan Banten Lama yang kini dalam proses Penataan  oleh Pemprov Banten mulai terlihat lebih rapih, bersih dan tak lagi kumuh, jauh dari kesemrawutan para pedagang kaki lima yang dulu sempat membuat bangunan cagar budaya ini tertutup keindahannya. Meski demikian, sejumlah bagian bangunan tetap masih dalam kondisi kokoh, dan tidak banyak mengalami perubahan, tetap mempertahankan bangunan aslinya.

          Kawasan Banten Lama terus  dibenahi oleh Pemprov. Banten. Masjid Agung Banten tak hanya menjadi ikon wisata religi, tapi juga mempunyai jejak bernilai sejarah keberagaman dan toleransi," Setelah dilakukan Penataan Kawasan Banten Lama, antusiame pengunjung yang datang semakin banyak. Masyarakat Banten merasa senang dan bangga mempunyai objek wisata religius yang menjadi ikon Banten ini.

 

     Untuk lebih meningkatkan kenyamanan pengunjung, pada tahun 2019 ini Pemprov Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan  melanjutkan Penataan Kawasan Banten Lama (Tahap II) dengan focus pada kawasan sekitar Banten Lama yang menjadi objek wisata di antaranya Keraton Kaibon, Benteng Speilwijk, dan kawasan Masjid Pacinan.